Mengubah Krisis Menjadi Peluang

“Ketika dituliskan dalam karakter China, kata ‘krisis’ terdiri dari dua bagian – yang satu mewakili bahaya, dan yang satu lagi mewakili kesempatan,” demikian ungkap Presiden AS John F. Kennedy dalam pidatonya di tahun 1959 yang sangat terkenal.

Ada banyak kisah bagaimana para tokoh dunia mengubah krisis menjadi peluang untuk berkembang dan berhasil.

Nelson Mandela melakukannya. Soekarno merenungkan Pancasila saat dibuang ke Ende. Pramoedya Ananta Toer menghasilkan karya monumental “Bumi Manusia” ketika berada dalam status tahanan di Pulau Buru.

Bagaimana mereka melakukannya? Kuncinya ada dalam pilihan, yang sebenarnya sudah tersedia dalam diri kita sendiri.

Pelajaran dari Marcus Aurelius dan Kaum Stoa Ketika Badai Krisis Tiba

Marcus Aurelius adalah Kaisar Roma legendaris yang dikenal karena kebijaksanaannya.

Di masa hidupnya, ia menghadapi berbagai krisis besar. Salah satunya Wabah Antoninus yang merenggut 5 juta jiwa bangsa Romawi.

Menghadapi krisis yang demikian ia menawarkan sebuah metode berpikir dan cara pandang yang menarik dan relevan untuk kita.

Cara pandangnya berakar dari Stoikisme, yang menempatkan kebajikan sebagai hal tertinggi yang harus dipraktekkan dalam segala situasi.

Membangun Ketahanan Mental-Emosional Di Saat Krisis

“Logika membuatmu berpikir, emosi membuatmu bertindak,” kata Alan Weiss, konsultan senior ternama.

Dalam keadaan krisis, rasionalitas cenderung tidak bekerja dengan baik. Yang lebih banyak berperan adalah emosi, khususnya yang negatif: Takut atau panik.

Tulisan ini mengajak kita memahami pendekatan untuk mengatasinya, secara taktis maupun strategis.

Salah satunya, melalui perencanaan atau simulasi mental.